Bab 16 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 16
Jihan sangat tidak terima
setelah ditolak, dia berjalan keluar dari Bar 1998 dengan hati yang sangat
kesal, "Dasar gadis kampung, lihat saja nanti bagaimana aku akan merebut
sugar babymu itu!" ancam Jihan.
Belum juga selesai
merutuki Khansa tapi malah sudah dikepung oleh beberapa orang pria asing yang
nampak seperti preman.
"Hai cantik!"
panggil salah satu pria seraya bersedekap berdiri di depan Jihan.
Jihan merasa terkejut
karena dikelilingi oleh pria tak dikenal, Jihan lalu mengeratkan pegangan
tasnya karena gugup.
"Kalian mau
apa!?" hardik Jihan sambil melangkah mundur menjauhi mereka.
"Awas, jangan
menghalangi jalan aku!" teriak Jihan merendahkan, Jihan berusaha lari
namun di belakangnya juga ternyata sudah ada preman yang berdiri.
"Hei! Biarkan kami
saja yang menemanimu hari ini," jawab salah satu preman tersebut sambil
menghalangi jalan Jihan.
"Dasar rendahan,
pergi kalian!" Hardik keras jihan lagi karena merasa jijik.
" Huh! Mau menemani
aku, kalian pikir selevel dengan aku kah?" hina Jihan lagi.
Jihan pun menggunakan
tasnya untuk memukuli para preman itu, "Pergi kalian dasar tengik, jangan
dekati aku, pergi!" hardik marah Jihan lagi.
"Dasar sampah!"
tukas Jihan kepada mereka.
Merasa Jihan malah
melawan dan mengatai-ngatai mereka, maka para preman itu pun jadi marah, salah
satu dari mereka pun langsung saja menangkap tangan Jihan.
Supir yang melihatnya
ingin menolongnya, ketika supir itu mencoba menolong majikannya itu tapi malah
ditahan oleh anggota preman yang lainnya. Hanya dalam beberapa pukulan saja,
supir itu dapat ditumbangkan oleh mereka.
"Lemah!" cela
mereka.
Ketua preman tersebut
memberi tanda kepada anak buahnya agar membawa Jihan ke tempat yang agak sepi.
Jihan pun di seret untuk berjalan mengikuti kemana preman itu membawanya.
Sekelompok preman
tersebut membawa Jihan ke jalan gang yang cukup sepi, lalu melemparkan jihan
begitu saja ke tanah.
Jihan memakai rok pendek,
jadi ketika terjatuh langsung saja lututnya sedikit berdarah karena tergores.
"Hsssh … kurang
ajar" ujar Jihan mendengus sakit.
"Sialan!"
hardik Jihan mencoba untuk berdiri sembari menahan sakit.
"Siapa kalian,
beraninya menyentuh aku!" Teriak Jihan masih dengan penuh kesembongan.
Para preman itu justru
semakin mentertawai Jihan, semakin Jihan sombong bagi mereka itu semakin
terlihat sangat konyol.
Satu preman maju, lalu
mulai mengganggu Jihan lagi, "Kau ini cantik, tapi sombongya tak tertolong
lagi," ujar preman tersebut menghina.
"Diatas langit itu
masih ada langit lho, masa kau tidak tahu kalu lapis langit itu ada sampai
langit ke-7," ujar preman tersebut.
"Terlalu sombong
tinggi tak baik, nanti ketika jatuh terasa sakit lho," ujar preman
tersebut malah menasehati dengan nada meledek.
Ketua preman tersebut,
menapuk dagu Jihan, Jihan pun meronta "Jangan sentuh! Tangan kotor kalian
itu tak layak menyentuh aku," hardik marah Jihan.
"Siapa bilang? Cuma
kau saja yang bilang begitu," jawab ketua preman itu sambil tertawa, lalu
disambut tawa oleh yang lainnya.
"Gadis macam kau ini
banyak! Murahan, mudah ditemukan di mana-mana, jadi sungguh kau tak pantas
bersombong diri," ujarnya lagi sambil terkekeh.
Ketua preman itu malah
seenaknya saja menyentuh kulit Jihan, lalu memegangi kedua tangan Jihan,
"Bagaimana jika kita lepas rok mininya ini, lalu kita foto," tukas si
ketua preman sambil tertawa sarkas.
Sontak saja anak buahnya
setuju dengan memberi tanda berupa tepuk tangan dan siulan. Hati Jihan berdegup
kencang, dirinya adalah Nona Muda Isvara yang terhormat, jadi mana bisa
kehormatannya berakhir tragis di tangan preman-preman ini. Jihan ketakutan
sehingga memohon ampun.
Jihan pun merasa takut
lalu memohon ampun, Jihan pun mulai memelas memohon untuk dikasihani
"Tidak! Jangan!" pekiknya.
"Tolong jangan
lakukan itu!" pintanya memelas.
"Aah … baru tau
merasa takut ya sekarang!" ledek si ketua preman.
"A-aku adalah Nona
Muda dari keluarga Isvara, jika kalian melepaskan aku, maka aku akan memberi
kalian uang," janji Jihan.
"Aku akan memberi
kalian banyak uang, jadi aku mohon lepaskan aku ya!" pinta Jihan
bernegosiasi.
Biasanya dia juga adalah
putri dari keluarga kaya, biasanya dia yang paling merendahkan dan membenci
orang-orang kalangan bawah seperti ini, tapi saat ini begitu ditakuti oleh
orang-orang ini dengan berbagai cara, dia berusaha meronta dan air matanya pun
mengalir deras.
Dia terus berdoa di dalam
hati dan berteriak “jangan”.
“Lepaskan dia!"
terdengar suara seorang pria
Jihan melihat ke arah
suara, Jihan berusaha menjernihkan pandangannya, buru-buru menghapus air
matanya.
Simon berjalan keluar
dari kegelapan. Simon datang ke hadapan Jihan sambil merokok, dia melihat Jihan
yang terduduk di tanah dengan begitu menyedihkan, lalu Simon berkata, “Nona
Jihan, ini hanyalah peringatan kecil untukmu, jangan singgung orang yang tak
seharusnya kau singgung, daripada bikin jijik.”
Jihan, "…"
Merasa bingung dengan
perkataan Simon, Jihan pun nampak seperti orang bodoh. Yang hanya linglung
sembari duduk di tanah.
Setelah itu, Simon
membuang puntung rokoknya ke tanah, lalu menginjaknya, “Ayo pergi.”
Semua orang berlalu
pergi. Jihan terduduk di tanah dengan malang sambil terengah-engah, mengatur
nafasnya untuk normal kembali.
Setelah para preman itu
pergi barulah dia merasakan hidup kembali, dia tidak tahu kesalahan apa yang
diperbuatnya sehingga menyinggung Simon, si penguasa muda.
"Rasa-rasanya aku
tidak memiliki masalah dengan Simon," gumam Jihan.
Jihan berusaha berdiri,
kemudian membersihkan tubuhnya dari debu yang menempel. Jihan menepuk-nepuk
bajunya. Pada saat ini, sebuah mobil melintas di jalanan, Jihan menengadahkan
kepalanya, di balik kaca jendela mobil yang perlahan terbuka, dia melihat
sebuah wajah yang sangat tampan, orang itu adalah…. Leon.
……
Setelah kembali ke Villa
Anggrek, Khansa masuk ke dalam kamar, dia mengeluarkan ponsel untuk mengirim
sebuah pesan suara kepada Emily lewat WhatsApp.
Khansa menggunakan
bantuan kawan lamanya, untuk menangani berita tentang Maharani, untuk meniupnya
sehingga menjadi kobaran api yang sangat besar, sehingga menarik perhatian
khalayak banyak.
"Kita ini bukan
kenal setahun dua tahun lho, ini hanya bantuan kecil saja jadi tak usah kau
sebut lagi," Emliy menjawab pesan suara Khansa.
Khansa berpikir bagaimana
pun juga kawannya ini terlalu baik, melihat kesibukannya yang segudang itu tapi
masih mau meluangkan waktu untuknya, membantu mengurus hal remeh temeh seperti
Maharani itu.
Maharani adalah artis
senior di dalam dunia hiburan, dia punya banyak sekali koneksi, dan tim Humas
yang dia miliki juga sangat hebat.
Biasanya apabila ada
rumor atau skandal, tim Humas akan melakukan persuasi kepada masyarakat
terlebih dahulu sebelum topik-topik itu muncul, tapi masalah dirinya dan Pak
Arman bisa sampai menduduki trending topik secepat kilat itu semua berkat satu
orang. Orang ini adalah sahabat terbaik Khansa, Emily Kurniawan
Penutup Bab 16 Novel Romantis Pengantin
Pengganti
Bab 16 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 16 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.