Bab 15 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 15
Khansa menggandeng Leon
pergi, Leon ingin balik menggenggam tangan Khansa, tapi malah dihempaskan oleh
Khansa, lalu Khansa berkata dengan nada yang terdengar sedikit merajuk.
“Tuan Leon, tadi itu aku
hanya penonton dan kau malah sengaja melibatkanku. Apa kau puas melihat
tontonan heboh perebutan pria oleh dua wanita?”
Dengan cepat Leon
menjawab sambil menaikan satu alisnya, "Tidak."
"Hah! Apanya yang
tidak. Jelas-jelas Kuperhatikan tadi sepertinya kau sangat senang dirayu oleh
Jihan," tukas Khansa.
"Mana ada!' jawab
cepat Leon lagi.
"Jika tidak senang,
lalu? Mengapa tadi kau melempar senyum kepadanya dengan sangat manis?"
ujar ketus Khansa seraya bertelak pinggang.
Leon menarik lengan
Khansa, "Ini kau sedang cemburukah?" tanya Leon sembari sedikit
tertawa senang.
Khansa menghempaskan
tangan Leon lagi. Detik selanjutnya Khansa tersadar kalau Leon sedang bilang
dirinya cemburu, "Dasar penyuka sinetron!" ledek Khansa sambil
memutar kedua bola matanya dan bersedekap.
"Susah sekali ya!
Untuk mengaku!" balas ledek Leon.
"Cemburu! Ya tinggal
bilang cemburu saja," tukas kekeh Leon lagi.
"Hah! Cemburu?"
Jawab sarkas Khansa terhadap tuduhan Leon.
"Cemburu!
Kepalamu!" ujar Khansa yang merasa geregetan pada suaminya ini dengan
sambil bertelak pinggang.
Leon pun tertawa lagi,
biasanya ketika wanita sedang merasa cemburu, maka wanita akan melakukan
beberapa hal aneh tanpa disadari. Ketika cemburu wanita juga tak akan mau
mengatakannya.
Karena memang Wanita tak
pernah mau mengatakan bahwa dirinya sedang cemburu, wanita memang salah satu
mahluk yang pandai menyembunyikan emosi mereka, wanita juga memang mahluk yang
sangat istimewa Dan tak berbeda juga dengan Khansa, dia ini adalah gadis yang
memiliki gengsi tinggi sehingga ketika cemburu, mana mau dia mengaku, Leon
sudah memahami perangai istrinya ini.
Istri kecilnya ini sudah
merasakan patah hati semenjak kecil, semenjak dirinya dibuang ke desa.
Itu adalah awal mula
Khansa belajar bagaimana bangkit kembali dan tidak pernah bergantung pada siapa
pun.
Beberapa perempuan
dibangun dari itu, dari kesulitan-kesulitan yang mendera dan menjadikannya
membangun tembok pertahanan yang tinggi.
Karena perangai Khansa
yang seperti itu maka Leon juga setengah mati akan membuat Khansa mengakui jika
memang benaran cemburu.
Leon sangat yakin jika
Khansa sedang cemburu, melihat sikap Khansa yang tadi menunjukkan kemesraan
dengan dirinya, karena dengan hal itu dia bisa memukul mundur Jihan yang
mencoba mendekatinya.
Jadi karena tadi dengan
tiba-tiba Khansa lebih mendekat dan mulai manja ketika di depan Jihan, maka
kesimpulan Leon adalah, 100% benar jika khansa sedang merasa cemburu.
"Ini sedari tadi kau
menyindir aku, mentertawakan aku lho. Apa kau tidak tahu kalau itu ciri-ciri
orang cemburu," jelas Leon.
Khansa memang sedari tadi
menyindir Leon dan juga meledek menertawakan, seolah seperti ingin menunjukkan
ada sesuatu yang salah dengan sikap Leon tadi dengan Jihan.
Khansa, "…"
Perkataan Leon benaran
telah memukul dengan telak, Khansa melotot pada Leon, lalu bertelak pinggang.
“Tuan Leon, tadi itu aku
sudah membantumu lho, jadi kau seharusnya bersyukur dan berterima kasih kepada
aku.”
Tak senang hati dengan
perkataan Khansa, Leon dengan cepat menekan bahu Khansa yang indah itu ke
dinding, lalu memukulkan tangannya di samping badan Khansa untuk menghalanginya
dan menguncinya agar tidak lari, “Beraninya kamu bicara begitu padaku? Kamu
sungguh menganggapku sugar babymu? Berani sekali! Hm?”
"A-aku … tidak
…?" jawab Khansa terbata.
Khansa langsung dipeluk
Leon, pria ini langsung main hantam dan cepat sekali menghempakan tubuh Khansa
ke dinding kalau sedang berdebat, sungguh CEO yang arogan sekali. Dalam samar,
Khansa bisa merasakan aura di malam itu, malam ketika mereka bertemu pertama
kali di kereta.
Berpikir tentang ini,
mana mungkin Khansa berani menjadikan Leon sebagai sugar babynya?
Khansa memelankan
suaranya dan menjawab, “Tidak.”
Leon merasa puas dan
senang ketika suara lembut Khansa menjawab dengan nada seperti berbisik itu.
Namun, tak ingin terlihat terlalu senang.
“Tidak? Lalu kenapa
bilang tadi sudah membantuku? Nyonya Sebastian, kamu tidak sadar akan statusmu
sebagai seorang istri ya! Bukankah mengusir wanita yang mengganggu suamimu ini
sudah jadi tugasmu?”
Khansa merasa perkataan
Leon sangat benar, “Tapi, bagaimana aku bisa tahu kamu suka padanya atau tidak?
Lagipula, harusnya Jihan yang menikah denganmu, bukan aku! Ini a-aku hanya
pengantin pengganti untukmu saja.”
Leon, "…"
Merasa tak pernah
menyebut dirinya mengetahui tentang pertukaran pengantin tersebut, Leon pun
sekali lagi dibuat terkejut karena kejujuran Khansa yang berani dengan lantang
mengakui jika dia adalah hanya pengantin pengganti untuk dirinya.
Melihat Leon yang terdiam
sesaat, Khansa pun mencoba mendorong-dorong Leon dengan tangan mungil dan
jari-jari lentiknya itu.
Leon menaikan satu
alisnya sambil memajukan wajahnya, “Masih bilang kamu tidak cemburu?” tanya
Leon lagi dengan penuh rasa ingin tahu.
“Tidak…” jawab ketus
Khansa
“Katanya gadis yang
cemburu itu perlu dihibur. Mau aku hibur?”
Khansa, "…"
“Hm?” Leon menunduk dan
mencium pelan bibir merah Khansa dengan dibatasi cadar.
Tangan Khansa bergetar,
ada apa dengan Leon … ini … tiba-tiba saja memberikan ciuman terus menerus
sedari tadi.
Leon menggerakkan kepala
dan menunduk sambil bertanya, “Masih cemburu?”
Khansa terkejut dan
segera menggeleng. Leon tertawa pelan, “Ah baiklah, dasar tukang cemburu,"
tukasnya seraya mengacak-ngacak rambut Khansa karena merasa gemas.
Tentu saja Leon langsung
saja tersenyum tampan, dirinya sudah berhasil membuat Khansa mengakui cemburu,
setelah melalui interogasi hati yang cukup rumit itu.
Ya mengulik hati wanita,
untuk bisa mengeluarkan isi hatinya memang susah-susah gampang.
Namun bagi Leon
interogasi tadi malah terasa lucu dan menyenangkan.
Leon berpikir
kehidupannya pun semakin berwarna dengan kehadiran Khansa yang selalu saja
memberinya kejutan-kejutan baru.
Memilik Khansa sebagai
istri, itu seperti kau selalu membawa petasan di dalam kantong baju, yang
sewaktu-waktu bisa mengagetkan hati jika itu sudah meledak.
Khansa baru sadar dirinya
sudah terjebak oleh trik Leon agar mau mengaku jika dirinya itu sedang cemburu,
tindakannya menggelengkan kepala tadi sama saja dengan mengaku kalau dia tadi
merasa cemburu. Khansa tidak pernah kalah berdebat, tapi kini malah kalah pada
Leon.
Jika Leon tidak banyak
akal dan tidak pandai berdebat, maka mana bisa dia bisa sesukses sekarang
menjalankan semua lini-lini bisnisnya dan telah banyak membuat orang iri hati
kepadanya.
"Jika cemburumu
semenggemaskan ini, maka aku ijinkan kau untuk sering-sering cemburu,"
ungkap Leon terselip sedikit meledek Khansa.
"Hissh …" gumam
Khansa.
"Kau ini benar-benar
deh …" gumam Khansa lagi.
Khansa menggigit bibirnya
sendiri dengan pelan, mengatur nafasnya agar stabil, lalu menunduk untuk keluar
dari pelukan lengan Leon dan berlari pergi. Leon kembali meletakkan tangan ke
dalam saku celana dan mengikuti Khansa sambil tersenyum.
Penutup Bab 15 Novel Romantis Pengantin
Pengganti
Bab 15 selesai, Bagaimana
isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 15 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.