Bab 115 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 115
Suara Nenek Sebastian terdengar senang ketika
menjawab panggilan Khansa, "Halo."
"Nenek aku dan Leon malam ini tidak
akan pulang."
"Bagus! Bagus sekali, kalian masih
muda sering-seringlah menghabiskan waktu berdua lalu berikan nenek sepasang
cicit," jawab Nenek Sebastian.
Khansa menggigit bibirjna, berpikir jika
Nenek masih saja pintar menyelipkan soal cicit di tiap percakapan mereka, belum
Khansa menjawab. Tapi, Leon malah sudah menjawab dengan keras, "Kami akan mengusahakannya
Nek."
Khansa langsung saja menepuk bahu Leon
seraya berpikir, "Apa-apaan pria ini, hal tentang suami istri seperti itu
harusnya jangan diumbar-umbar."
"Baiklah Nek, aku tutup teleponnya
ya," ujar Khansa dengan segera mematikan sambungan ponselnya.
Tak berapa lama, Leon dan Khansa pun sampai
di rumah. Khansa turun dari mobil dan memperhatikan rumah mewah dengan atap
datar itu.
Perpaduan dinding kayu dan cat dinding
hitam pada rumah mewah ini memberikan tampilan hunian yang asri. Atap datar
yang diusung juga membuat rumah terkesan menyatu dengan lingkungan sekitar.
Rumah mewah dengan atap datar yang satu ini
terlihat cocok berada di area perbukitan atau dataran tinggi.
Leon menggandeng tangan Khansa dan
membawanya masuk, khansa melihat di beberapa sudut terlihat rangkaian bunga
segar sangat indah, suasana romantis pun kental terasa.
"Bagaimana indah bukan?" tanya
Leon dengan berbangga hati.
"Ya indah sekali," jawab Khansa
terkagum.
"Bagaimana jika kita melihat kamar
utama, dan sedikit mencoba kekuatan ranjangnya?" goda Leon.
Khansa ingin menendang kaki Leon, namun
dengan cepat Leon menggendongnya. Kedua tangan Khansa seketika merangkul Leon. Daun
telinga Khansa yang putih seketika saja menjadi merah.
"Direktur Sebastian! Apa yang ingin
kau lakukan?"
"Jika kau merasa malu, maka bersembunyilah
di dalam pelukanku!" ujar Leon dengan nada penuh kasih sayang.
Khansa menyembunyikan wajah kecilnya karena
malu, lalu Leon berkata "Buka pintunya!"
Khansa mengulurkan tangan kecilnya, lalu
membuka pintu. Khansa terkejut melihat design kamar utama ini, atapnya di
kelilingi oleh kaca yang mengkilap, bisa memandang miliaran bintang dan melihat
langit biru yang cerah, bahkan melihat ketika langit menjatuhkan air ke Bumi.
Leon menurunkan Khansa di karpet wol yang
halus, Khansa membuka cadarnya dan berkata, "Wow! Sangat indah."
Leon bersandar di pintu kamar utama dengan
santai, dan kedua tangan diselipkan di saku celana.
Gadis di depannya mengenakan gaun merah
muda panjang, dengan rambut panjang yang di kepang dua. Dan, sekarang dia tengah
mendongak ke langit-langit kamar utama dengan wajah cantiknya.
Leon berjalan mendekat dan meletakan
karangan bunga berbentuk bando di kepala Khansa, "Pengantin kecilku! Apa
kau menyukai rumah ini?"
Khansa menoleh ke arah Leon, menganguk
penuh semangat lalu dengan inisiatifnya Khansa berjinjit dan mencium bibir
tipis Leon, "suka."
"Bagus! Pertahankan sikap manismu ini.
Aku akan lebih sering membuatmu senang dan kau akan memberikanku lebih banyak imbalan,
janji Leon.
"Direktur Sebastian! Seberapa besar cintamu?"
tanya Khansa.
"Kau semakin berani ya! Apa aku perlu
memberimu pelajaran?" Leon menggenggam bagian belakang kepala Khansa, lalu
menunduk untuk mencium bibir merahnya.
Khansa merasa pusing, Leon seakaan sudah
menarik seluruh napasnya, Khansa mendorong Leon seraya berkata, "Direktur
Sebastian mengapa kau suka sekali menggangguku!"
Ciuman itu terputus, Leon melihat kulit halus
Khansa yang merona merah, seperti bunga sakura.
"Panggil aku suami, jika tidak maka
aku akan menginginkanmu di sini juga," tukas Leon sembari menunjuk ke
ranjang besar di kamar utama itu dengan tatapan matanya.
"Apa yang dia katakan?" pikir
Khansa dengan hati yang berdebar-debar.
Khansa menendang Kaki Leon, "Direktur Sebastian
kau sangat narsis sekali."
Leon menangkap pinggang ramping Khansa lalu
mulai menggelitikinya, Khansa berjongkok mempertahankan diri dari serangan
Leon.
"Ah ya ampun! Stop!" pinta
Khansa.
"Panggil aku suami!" perintah
Leon.
"Tidak!" jawab Khansa.
Mendengar jawaban nakal Khansa, Leon segera
merebahkan tubuh Khansa di karpet wol itu, lalu mulai menggelitikinya lagi.
"Aargh ... apa kau mau membuatku mati
karena kegelian?" gumam Khansa dengan suara tawa renyahnya.
"Ayo panggil aku suami!" perinta
Leon lagi. Berpikir jika hubungan palsu Leon dan Yenny telah tuntas, maka
Khansa pun menyerah dan mengeluarkan kalimat yang ingin Leon dengar."
"Suami!" panggil Khansa.
Begitu mendengar kalimat itu keluar dari
mulut kecil Khansa, Leon langsung saja menghentikan gerakan menggelitiknya lalu
berkata, "Nyonya Sebastian,"
Leon pun menundukan kepalanya dan mencium
kening Khansa, "Terima kasih karena telah membuatku bahagia, Nyonya
Sebastian," Khansa merangkulkan kedua tangannya ke leher Leon, lalu Leon
menundukan wajahnya lagi dan mencium-cium dengan lembut wajah Khansa.
Kedua bibir mereka pun saling bertautan,
sama-sama merasakan sulit bernapas karena ciuman hangat mereka. Satu tangan
Leon menjalar ke bagian bawah gaun Khansa, menaikannya sampai atas paha. Namun,
gerakan tangan Leon segera dihentikan oleh Khansa.
"Tidak! Jangan!" ujar Khansa.
Leon memandangi Khansa dengan satu alisnya,
melihat wajah bingung Leon Khansa langsung saja menjelaskan, "Itu ... aku
sedang datang bulan."
Leon pun melepaskan pelukannya, berpikir
jika Khansa tidak tahu betapa menarik dirinya hari ini, namun Leon hanya bisa
menahannya sambil menggigit bibir bagian bawahnya. Leon mencium rambut Khansa
dan tetap tersenyum penuh kasih sayang.
Leon membantu Khansa berdiri, lalu
memeluknya dari belakang dan bibir tipisnya berkali-kali menciumi daun telinga Khansa
yang tipis.
Leon mengeluarkan ponselnya, lalu membuat
postingan di Twitter, "Nyonya Sebastian semoga kau bisa tumbuh perlahan di
sisiku, tumbuh sedikit demi sedikit. Merayakan hari jadi."
Sontak saja twitter yang Leon posting
menjadi perbincangan hangat di jagat maya.
Topik terhangat pertama [Direktur
Sebastian, membuatan postingan merayakan hari jadi dengan Nyonya Sebastian]
Topik teratas kedua [Nyonya Sebastian adalah
Khansa Isvara]
Topik teratas ketiga [Yenny Isvara adalah pelakor]
Leon baru beberapa hari membuat akun
twitter, hal ini semua karena landak kecilnya itu selalu saja Viral. Meski baru
sebentar Leon memiliki banyak Follower. Sementara saat ini Leon hanya mengikuti
satu akun, yakni akun Khansa.
Yenny juga melihat postingan yang baru
dibuat oleh Leon, Yenny membaca berulang-ulang. Dia merasa matanya sangat sakit
seperti ditusuk. Para netizen pun menjadi heboh lagi.
[Seharusnya Khansa membuat novel dengan
judul pengantin pengganti dimanjakan suami konglomerat]
[Apa kabar jiwa yang tersiksa, apakah ada
pria yang akan menemanimu bertumbuh di sisinya]
Mata Yenny terasa panas, dia berusaha keras
untuk menahan air matanya tetapi tidak berhasil.
"Mengapa?"
"Mengapa begini?"
"Seharusnya aku adalah Nyonya Sebastian,"
gumam marahnya.
Tiba-tiba saja Yenny teringat Maharani,
karena pengaturannya ini maka kesempatan menjadi Nyonya Sebastian lepas dari
tangannya. Dalam hati timbul rasa benci Yenny kepada Maharani.
"Ini semua karena aku memiliki ibu
yang bodoh!" Yenny merutuki Maharani dalam diam.
Penutup
Bab 115 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 115 selesai,
Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 115 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.