Bab 111 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 111
“Apa ada yang lainnya?" tanya Leon.
Menyadari jika pria yang berdiri di
depannya ini adalah kaisar bisnis yang super sibuk, maka Yenny dengan sadar
diri pamit diri, “Baiklah Direktur Sebastian, aku akan membuktikan ketulusan
aku untuk hubungan ini.”
Leon bangkit dari kursi kerjanya, lalu
bersandar di meja kerjanya. Leon menyelipkan satu tangan ke saku celananya,
wajahnya tetap terlihat datar, meskipun dia tidak berjanji untuk memberinya
kesempatan namun atas sepengetahuan landak kecilnya tadi dia berkata bahwa dia
akan mempertimbangkan.
Yenny tidak menyangka jika Leon setuju akan
mempertimbangkan merajut kasih dengannya. Begitu keluar dari ruangan Leon,
Yenny langsung saja menghubungi Maharani.
“Bu, Direktur Sebastian mempertimbangkan
untuk berhubungan dekat denganku, jelas Yenny.
“Hebat, Direktur Sebastian benar-benar
sudah meninggalkan Khansa dan memilih mempertimbangkanmu, berita ini pasti akan
menggemparkan,” ujar Maharani.
“Bekerjalah lebih keras lagi, kau akan bisa
menikah degan Direktur Sebastian. Kau akan menjadi Nyonya Muda dari keluarga
Kaya raya,” ujar maharani penuh mimpi.
“Tapi Bu! Direktur Sebastian ingin
ketulusanku dapat di ketahui oleh orang banyak," cerita Yenny.
“Maksudmu disaksikan oleh banyak
orang?" tanya Maharani.
"Iya, jawab cepat Yenny.
Maharani berpikir sejenak, lalu teringat
Laura Mahendra, “Bukankah dalam waktu dekat Laura akan melakukan Syuting
reality show untuk acara amal. Kau bisa memintanya mengundangmu sebagai bintang
tamu, memberi bantuan kepada beberapa orang-orang malang tersebut, lalu Ibu
akan mengatur wawancara untukmu, nanti kau katakan sekali lagi ketulusan hatimu
di depan kamera sehingga dapat dilihat dan di dengar oleh banyak orang,"
Maharani memberikan idenya.
“Wuaah Ibu, hebat sekali idenya,” puji
Yenny.
Ibu dan anak sedang senang merayakan,
Khansa keluar perlahan dari balik penyekat unik itu. Leon menarik tangan
Khansa, “Jadi? Kerusuhan apa yang akan kau buat?”
“Rahasia, jawab Khansa sembari meledek
menjulurkan lidahnya.
“Apa sekarang Nyonya Sebastian ingin
memberikan staus kepadaku? Suami," tukas Leon.
Khansa menarik tangannya, lalu berkata, “
Kau Kembali bersibuk saja, aku akan pulang ke Villa Anggrek menemani
nenek," jelas Khansa.
Leon pun melepaskan Khansa, tidak
menganggunya lagi, “Baik berhati-hatilah, supir akan mengantarmu, jawab Leon.
Khansa tiba di Villa Anggrek, Paman Indra
segera menyapa Khansa, “Nenek menunggu Nyonya di kamar.”
“Ah ya! Aku akan menemuinya, ujar Khansa.
Khansa berjalan ke arah kamar Nenek
Sebastian, mengetuk pintu lalu masuk setelah Nenek Sebastian menjawab, “Nenek
ada apa?"
“Kemarilah!” pinta Nenek Sebastian.
Khansa duduk di sebelah nenek Sebastian,
Lalu nenek Sebastian mengambil tangan mungil Khansa, “Ini peganglah, apa ini
Nek?" tanya Khansa.
“Itu adalah kunci brankas kekayaan Villa
Anggrek," jawab Nenek Sebastian.
“Kekayaan” gumam Khansa bingung.
“Ya karena kau sudah menjadi Nyonya Muda
Sebastian, sudah saatnya kau yang mengatur semua keuangan di Villa Anggrek
ini,” jelas Nenek Sebastian.
"Jangan menolak, biarkan aku yang tua
ini beristirahat,” ujar Nenek Sebastian.
"Baik Nek,” jawab patuh Khansa.
Setelah menerima kunci kekayaan Villa
Anggrek, Khansa pun Kembali ke kamarnya. Merebahkan dirinya di ranjang
besarnya. Khansa mengambil kunci bermodel kunci kuno jaman dulu itu sambil
bergumam, "Kunci kekayaan.”
Keesokan harinya, heboh berita jika Yenny
Isvara akan melakukan siaran langsung dengan Laura Mahendra hari ini, Khansa
membaca berita itu dengan santai sambil memakan mangga muda, “Sepertinya dia
akan membuat pertunjukan,” pikir Khansa.
Khansa tiba-tiba meletakan piring berisi
mangga muda itu, teringat dengan kunci kekayaan lalu mengambil kunci itu dari
laci brangkasnya. Khansa pergi ke ruangan perpustakaan pribadi Nenek Sebastian.
Berjalan masuk dengan perlahan melihat-lihat setiap sudut.
Khansa mengambil satu buku, "Buku ini
terlihat kuno,” gumamnya.
Khansa lalu membuka halaman demi halaman,
matanya tercengang ketika membacanya, Khansa merasa sangat familiar dengan apa
yang tertulis disana, itu adalah formula sebuah resep obat.
"Siapa yang menulis ini," pikir
Khansa.
Setelah membaca beberapa saat, Khansa pun
berkata pada dirinya sendiri jika akan meminta ijin pada Nenek Sebastian untuk
membolehkannya meminjam buku itu.
Khansa meletakan kembali buku itu di rak
tempatnya.
Lalu Khansa mulai mendekati lemari besi
berdesign jaman kerajaan eropa kuno. Khansa mengambil kunci kekayaan dari
sakunya, lalu membuka lemari itu.
Khansa terkagum di dalam lemari ini ada
batangan emas yang jumlahnya banyak sekali, juga sertifikat kepemilikan tanah
dan rumah.
"Wah! Keluarga Sebastian ini memang
benarbenar keluarga sultan," puji Khansa. Tatapan mata Khansa terhenti
pada giok hijau berukiran naga, Khansa mengambilnya dengan perasaan sedikit
limbung.
Khansa mencoba mengingat dengan keras,
Khansa mengenali giok ini, "Ini ... bukankah ... batu giok dari pria waktu
itu,"Sontak saja Khansa tercengang dan menutup mulutnya dengan satu
tangannya sambil jatuh terduduk di lantai berkarpet wol tersebut.
"I-ini bagaimana ini bisa ada di
sini?" pikir Khansa.
Mata Khansa terbelalak ketika terbesit nama
Yenny Isvara, "Astaga!"
Khansa menganalisa kembali
potongan-potongan ingatan waktu itu, ketika itu dia tidak sanggup membawa Leon
berdiri seorang diri, jadi dia mencoba pergi mencari bantuan, di saat itulah
Khansa diberikan batu giok itu.
Namun, ketika kembali dengan bala bantuan.
Leon sudah tidak ada, dan batu giok yang dia kantongi juga tidak ada, hilang
dari tangannya. Sudah mencoba mencari namun tidak menemukan.
Khansa mengunci lemari besi, membawa batu
giok itu kepada Nenek untuk bertanya tentang asal usul batu giok itu.
"Itu adalah batu giok milik
Leon," jawab Nenek Sebastian.
"Ada suatu hari, Leon tidak
menginginkan batu itu lagi. Lalu memberikannya kepada Nenek untuk di simpan.
"Dia berkata jika itu bukan miliknya
lagi," jelas Nenek Sebastian.
Khansa memincingkang matanya, sambil
berkata, "Ah aku paham sekarang, dari mana sumber datangnya tiga
permintaan Yenny,” berpikir ketika meminta tiga permintaan, pasti Yenny
melakukan barter dengan batu giok ini. Leon yang memang merasa memberikan giok
itu, pasti langsung saja percaya.
"Dasar wanita ular" gumam Khansa
merutuki Yenny.
"Ada apa?" tanya Nenek Sebastian.
"Nenek bisa tidak memberiku sedikit
pertolongan!" pinta Khansa.
"Meminta banyak juga tidak apa,"
jawab Nenek Sebastian tersenyum.
"Nenek mintalah Leon untuk pulang,
lalu aku ingin Nenek memaksa Leon untuk nonton sebuah acara siaran langsung.
Aku akan di sana, untuk memberi kejutan kepada Leon," jelas Khansa.
"Jika begitu untuk tugas ini, Nenek
akan lakukan sebaik-baiknya," janji Nenek Sebastian.
"Jika begitu terima kasih Nek. Dan,
aku harus segera bersiap.
Khansa beranjak pergi, lalu mengambil
ponselnya dan memghubungi Emily, "Apakah bisa mengatur aku untuk masuk ke
acara siaran langsung Laura Mahendra.
"Apa kau ingin membuat rusuh?"
tanya Emily.
"Tentu saja," ujar Khansa
menyeringai.
"Jika begitu aku akan menyiapkan
panggungnya untukmu, tukas Emily.
Penutup
Bab 111 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 111 selesai,
Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 111 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.