Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Baca Novel Gratiss Di Sini

Bab 104 Novel Romantis Pengantin Pengganti

Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.

Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.

Novel ini terkenal dengan alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.

Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 104

"Khansa! panggil Emily.

"Ya, aku datang," jawab Khansa.

Khansa pun langsung menutup panggilan video call dari Leon, "Ada apa?" tanya Khansa.

"Tidak apa! Hanya saja tidak rela jika Direktur Sebastian menatapimu lama-lama," jawab Emily sambil mengedipkan mata.

"Biarkan dia tersiksa lebih lama lagi, jangan goyah oke! Emily memberi semangat kepada temannya baik itu. "Emm ..." jawab Khansa mengangguk. Leon langsung melemparkan ponselnya dan menghempaskan tubunya di ranjang besarnya, malam ini dia sepertinya ditakdirkan untuk tidak bisa tidur.

Leon tahu jika Khansa masih marah karena dia memberikan 20 milliar kepada Yenny Isvara, dan karena dirinya enggan menjelaskan tentang cerita bagaimana Yenny menyelamatkannya, karena hatinya sempat merasa tersentuh dengan gadis yang menyelamatkan dirinya di malam itu. Jadi dia tidak dapat membicarakan tentang malam itu di depan Khansa.

Novel Romantis Pengantin Pengganti
Novel Romantis Pengantin Pengganti

Leon tahu, tak peduli jika dia menjelaskan dengan cara apa pun, Khansa akan tetap marah. Kadang-kadang Leon merasa bahwa malam itu gadis lembut yang menyelamatkannya dengan penuh keberanian bukanlah Yenny Isvara. Lebih merasa gadis yang ada di dalam ingatannya malah seperti Khansa Isvara.

Leon mengambil bantal Khansa lalu memeluknya, aroma tubuh Khansa masih tersisa ada di bantalnya. Pertama kali dia mencium aroma tubuh Khansa, Leon merasa seoalah-olah telah saling mengenal lama. Seolah-olah dia telah lama mencarinya selama ini dan tidak bisa menahan diri untuk tidak terpesona.

Leon merasa tenggorokannya terasa kering, satu tangan diletakan di keningnya. Hatinya seperti ada bara api yang sedang di kipas-kipas, dan di kepalanya selalu terbayang Khansa ketika memakai gaun tidur satu tali tadi. Leon bangkit dan menuju kamar mandi, mandi air dingin, berharap bara apa di hatinya bisa padam.

"Ding' notifikasi pesan masuk ke ponsel Khansa, itu adalah pesan dari Leon. Khansa membacanya sambil mengigit jari kelingkingnya, "Aku baru saja mandi air dingin. Aku merindukanmu, sangat merindukanmu sampai merasa seluruh tubuhku menjadi sakit."

"Apa maksudnya?" pikir Khansa tidak mengerti.

'Ding' pesan teks dari Leon masuk lagi ke ponsel Khansa, "Ternyata wanita bisa menyiksa pria seperti ini, dan aku hampir gila karena disiksa olehmu."

Membacanya hati Khansa tergoyahkan, lalu satu pesan masuk lagi, "Aku salah, semua itu salahku. Aku akan menjemputmu ok!

Hati Khansa meragu apakah akan membalas pesannya atau tidak, teringat pesan Emily jika Leon belum bisa memutuskan hubungan tak sengaja antara dirinya dan Yenny, maka lebih baik jangan mendekati Leon.

Emily mengatakan kepada Khansa, masih ada sisa satu permintaan, dan Yenny pasti akan menggunakan permintaan terkahir itu untuk menjerat Leon.

Jadi Emily melarang Khansa untuk melunak, sampai Leon bisa membebaskan diri dari jeratan yang akan ditebarkan oleh Yenny.

Dikamar, Leon masih nampak memandangi ponselnya tanpa berkedip, Nenek Sebastian mendorong pintu kamar Leon dan masuk.

"Minumlah susu hangat ini," ujar Nenek Sebastian.

Leon mengambil gelas susu tersebut dan menghabiskannya dalam beberapa teguk, lalu memandang Nenek Sebastian dengan tatapan nanar, "Nenek! Ayo kita jemput Khansa!" pinta Leon dengan sedikit merengek.

"Jika hanya aku yang datang, maka dia pasti tidak akan pulang. Tapi jika Nenek ikut bersamaku dia pasti mau pulang," bujuk Leon kepada Nenek Sebastian.

"Dasar bocah, kau pikir Khansa itu boneka kayu yang tidak punya hati. Ambil hatinya lalu tahan, jangan kau tahan fisiknya," nasehat Nenek Sebastian.

"Jika hanya fisik, maka sewaktu-waktu dia akan pergi meninggalkanmu lagi," nasehat Nenek lagi.

Di Apartemen Emily, terlihat sudah rapi berpakaian, berdandan dengan elegan, seksi, anggun.

"Mau pergi kemana?" tanya Khansa.

"Pesta," jawab ringan Emily sembari membubuhi perona pipi di kedua pipinya.

"Kau akan meninggalkan aku di sini sendiri?" tanya Khansa.

"Pesta ini tidak cocok untukmu!" jelas Emily.

"Akan ada banyak sosialita di sana, jelas Emily lagi.

"Lalu?"

"Bukankah mereka selalu bermasalah denganmu, selalu mempersulitmu dan mengataimu?" tanya Emily.

"Oh ayolah ajak aku!" pinta rengek Khansa.

"Ada kau! Aku pasti akan baik-baik saja. Karena kau selalu menjagaku kan?" tukas Khansa.

Emily melirik teman baiknya itu, "Ya sudah! Ikut yah ikut saja."

"Pilihlah baju mana yang akan kau pakai," ujar Emily sembari menunjuk ke arah lemarinya.

"Terbaik," ujar senang Khansa sembari memeluk Emily dari belakang.

"Hisssh anak ini," gumam Emily seraya merapihkan rambutnya.

Setelah berdandan cantik, mereka berdua pun pergi ke pesta, ulang tahun salah satu rumah produksi ternama. Selain artis-artis top beberapa sosialita pria dan wanita juga ikut datang.

Termasuk kehadiran Yenny dan dan Laura Mahendra, "Lihat itu bukankah anak dusun dan anak pungut," tunjuk Laura.

Yenny teringat dengan kartu elite yang ada di tangan Khansa waktu itu. Yenny berdiri lalu menghampiri Khansa.

"Bisa bicara sebentar?" tanya Yenny kepada khansa.

"Mau apa lagi?" tanya Emily menghadang.

"Hei! Aku hanya ingin berbicara dengan sadaraku lho, jawab Yenny.

"Katakan saja disini, jika aku biarkan kalian berdua, mana tahu tiba-tiba kau menggigit Khansa," ujar Emily dengan sarkas.

"Hei! Kau pikir Yenny ini A“jing liar yang sembarang menggigit orang!" hardik Laura.

"Bukan aku yang bilang lho," jawab Emily sambil tertawa.

Khansa melangkah maju mendekati Yenny, "Ada apa?"

"Ada hubungan apa kau dengan Direktur Sebastian?" tanya Yenny dengan nada marah tidak terima.

"Menurutmu jika seorang pria memberikan kartu tanpa batas seperti yang aku pegang, artinya apa?" tanya balik Khansa.

"Khansa! Jangan main-main! Kau sudah menikah, ingat itu, hardik marah Yenny.

"Yenny kau kan wanita yang pintar, tebak saja sendiri!" jawab Khansa dengan sarkas.

Kedua mata Yenny menyiratkan kebencian ketika menatap kepada Khansa, kebencian yang sama yang dia rasakan juga kepada Emily.

Dulu Khansa dan Emily selalu menjadi pusat perhatian semua orang, kemana pun mereka pergi. Sedangkan Yenny di samping mereka hanya sebagai pengikut, tepatnya pelayan pribadi.

Khansa merasa puas melihat ekpresi marah di wajah Yenny, Khansa menaikan satu alisnya lalu berkata, "Mengapa kau begitu bodoh hanya meminta 20 milliar saat itu."

"Seharusnya kau meminta kertu elitenya, sayang sekali kau tidak akan merasakan rasa menggesek kartu dengan perasaan santai" tukas Khansa.

Setelah melihat wajah Yenny berubah menjadi buruk karena menahan marah, Khansa pun melangkah ke arah Emily.

"Ih kau ini ternyata jahat juga, tidak memberitahukan hubunganmu yang sebenarnya dengan Tuan Sebastian, malah memintanya menebak sendiri. Rasa penasaran itu pasti akan menyiksanya sampai gila," tukas Emily dengan sedikit tertawa.

Efek inilah yang diinginkan Khansa, dia sangat mengenal bagaimana Yenny, dia seperti tukang intip yang bersembunyi di sudut yang gelap, kejiwaannya sangat tergangu dan tidak normal dan juga sangat haus akan perhatian dan kesombongan.

Penutup Bab 104 Novel Romantis Pengantin Pengganti                                             

Bab 104 selesai, Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab berikutnya. Gass yah.

Oh iya, Ingat baca novel hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita lanjut ke Bab 104 Novel Romantis Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.