Bab 100 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Blog novel romantis kali ini akan memperkenalkan novel Kisah Pengantin Pengganti. Novel ini bergenre romantis dan sedang trend saat ini. Novel ini telah dibaca oleh 3 Jutaan penikmat novel di Indonesia.
Oh iya, Blog novel romantis merupakan blog yang berisi novel novel romantis yang sedang trend saat ini. Kamu akan membaca
novel sepuasnya di sini, dan tentunya gratis atau tidak perlu pakai koin
seperti penyedia penyedia novel yang lainnya.
Novel ini terkenal dengan
alur ceritanya yang mampu mengobrak abrik emosi
pembaca, Saya yakin kamu akan suka novel ini seperti saya. Ok, Silahkan baca
Novel Romantis Pengantin Pengganti sekarang.
Novel Romantis Pengantin Pengganti Bab 100
Setelah Leon pulang ke Vila Anggrek, Khansa
bersikap dingin pada dirinya. Begitu Khansa melepaskan diri dari pelukannya,
Leon mengendurkan dasinya dan membuka satu kancing kemejanya.
Leon tidak memikirkan hal lainnya, hanya
ingin menggendong landak kecilnya ini ke kamarnya seperti malam kemarin,
memeluknya di pangkuan, dan dengan puas menciuminya.
Khansa pergi ke ruang makan, lalu berkata
kepada Nenek, "Nek! Aku tidak makan malam di rumah, hari ini ada mau ke
bandara, pergi menjemput teman," jelasKhansa.
Saat ini Khansa pun masih merasa sedikit
kesal kepada Leon. Nenek Sebastian pun mengijinkan, "Jika begitu Nenek
akan meminta supir untuk mengantarmu," tukas Nenek Sebastian.
Mendengar landak kecilnya itu akan pergi
keluar, Leon langsung saja mengambil kunci mobilnya, "Aku yang akan
mengantarmu."
"Tak perlu repot mengantar!" ujar
Khansa dengan ketus.
Leon memberikan tatapan dingin yang
menusuk, Khansa melihat ke arah Nenek sebastian lalu menghela napas panjang,
tidak ingin ribut-ribut di depan Nenek Sebastian, akhirnya Khansa pun patuh
pada pengaturan Leon.
"Ya sudah! Jika begitu kami pergi dulu
ya Nek," pamit Khansa.
Ketika mereka pergi, Nenek Sebastian
langsung menggelengkan kepalanya, "Lihat saja karena ulahmu itu, maka
nenek jamin kau akan tidur sendiri dalam beberapa hari ini” gumam Nenek
Sebastian sembari memakan makanannya.
Di luar Khansa dengan rasa malas
melangkahkan kakinya ke salah satu mobil Sport koleksi Leon itu. Khansa duduk
di kursi penumpang, hanya diam mengabaikan Leon.
Mobil mewah itu nampak melaju membelah
jalan dan lalu lintas. Leon melirik landak kecilnya itu lalu berkata, "Apa
kau marah karena soal 20 Milliar?"
"Itu kan uangmu, bukan uang aku. Kau
yang bekerja mencari uang, jawab ketus Khansa.
"Apa kau percaya jika aku mengatakan
antara aku dan Yenny Isvara tidak ada hubungan apa-apa?" tanya Leon.
"Hah! Memberikan 20 Milliar dengan
cuma-cuma? Apa kau pikir aku ini bodoh dan percaya begitu saja!" jawab
marah Khansa.
"Siapa yang tahu, jika kalian malah
sudah menghabiskan malam bersama!" ujar ketus Khansa lagi.
Mendengar sangkaan yang baru saja Khansa
katakan, Leon pun meminggirkan mobilnya, membuka sabuk pengamannya dan
mendekatkan tubuhnya kepada tubuh Khansa, lalu berbisik "Kau boleh marah,
tapi jangan bicara yang tidak masuk akal. Kau yang paling tahu siapa yang ingin
aku tiduri."
Seketika saja mata Khansa terbelalak,
tubuhnya merasa merinding mendengar suara magnetis Leon ketika berbisik di
telinganya, embusan nafas Leon yang mengenai lehernya semakin membuat Khansa
tidak nyaman.
Khansa memalingkan wajahnya ke arah
jendela, mencoba menutupi emosinya. Suasana hening sejenak di dalam mobil mewah
itu.
Leon melanjutkan, "Yenny Isvara pernah
menyelamatkan nyawaku," jelas Leon.
"Aku menjanjikannya tiga hal
kepadanya, yang pertama adalah mensponsori kepergianya bersekolah di luar
Negeri, yang kedua tentang kucuran dana ini," jelas Leon.
"Jadi selama dia yang meminta maka kau
tidak akan menolaknya karena balas budi untuk jasa menyelamatkanmu?
Leon mengangguk, lalu Khansa berbicara
lagi, "Jika perkiraanku tidak meleset maka permintaan ketiga adalah kau
menikahinya!" ujar Khansa dengan sedikit berapi-api.
Leon menatapi alis Khansa yang sedang
mengernyit itu, "Apa kau cemburu?"
Mendengar Leon malah memggodanya, Khansa
memukul bahu Leon dengan tangan mungilnya itu. Dengan mudah
Leon menangkapnya dan malah menciumi tangan
Khansa dengan lembut sambil berkata, "Aku sudah memiliki Nyonya Sebastian,
jadi bagaimana mungkin menikahinya.”
"Meskipun jika kau tidak
menginginkanku, selain karena mati maka aku tidak akan melepaskanmu,"
gombal Leon kepada Khansa.
"Apa kau memang tidak menginginkanku
lagi, dan memintaku mencari wanita lain lagi?" tanya Leon.
Khansa pun terdiam, lalu teringat kejadian
dengan Chief Susan, dalam hati Khansa sedikit tertawa dan merasa malu, karena
telah jelas terlihat oleh Leon, jika dirinya sedang berebut mempertahankan
Leon, semua yang melihatnya juga tahu kala itu Khansa sedang di landa cemburu
berat sampai-sampai menggunakan sapu lidi untuk mengusir wanita yang dianggap
sebagai saingannya.
Khansa mengedipkan matanya, lalu bertanya,
"Bagaimana Yenny menyelamatkanmu?"
Khansa masih tidak percaya jika Yenny
Isvara bisa bermurah hati untuk menyelamatkan orang lain.
Leon teringat lagi dengan kejadian ketika
dia baru datang dari Jakarta ke Palembang, lalu mencoba berjalan-jalan ke bukit
Siguntang, bukit bukti sejarah kerajaan sriwijaya dan sejarah kota palembang.
Bukit Siguntang Palembang menjadi tempat
wisata sejarah yang di kelilingi oleh panorama alam yang sangat asri. Bukit
Siguntang juga dianggap sebagai potongan mahameru yang berarti tempat yang
dikeramatkan atau disucikan. Bukit Siguntang menjadi wisata palembang yang
bernilai sejarah yang sangat tinggi, makam Radja Segentar Alam, Putri Rambut
Selako, Pangeran Radja Batu Api, Putri Kembang Dadar dan makan beberapa
bangsawan lainnya dari kerajaan Sriwijaya.
Jalan setapak menuju bukit ditumbuhi
pohon-pohon yang rindang, Pada saat itu hujan deras, dan sakitnya Leon tengah
kambuh.
Tak ingin orang lain melihat kebrutalannya
ketika sakitnya kambuh, maka pada waktu itu Leon memilih berjalan keluar dari
jalan setapak masuk ke area pepohonan, lalu tanpa sengaja kakinya tersandung
akar besar dan jatuh berguling.
Hujan deras yang mengguyur membuat badannya
kaku kedinginan, kemudian kelopak matanya semakin berat dia perlahan-perlajan
menutup matanya dan merasa akan kehabisan nafas karena sesak.
Namun, pada saat itu sepasang tangan yanv
lembut datang dan memeluknya dan suara yang lembut dan jelas terdengar di
telinganya dengan tegang dan cemas.
"Hei! Ada apa denganmu? Cepat bangun!
Jangan tidur."
Seseorang datang dan memeluknya, saat itu
dia ingin membuka matanya untuk melihat gadis itu dengan jelas tapi dia tidak
bisa membuka matanya sama sekali.
Samar-samar Leon masih mendengar gadis itu
berkata, "Bertahanlah! Aku tidak akan membiarkanmu mati, nanti keluargamu
akan bersedih,"
Leon merasa nyaman ketika dipeluk tadi,
lalu secara tidak sadar malah menarik gadis itu masuk kedalam pelukannya.
Saat itu Leon masih berusia 20 tahunan, itu
adalah masa transisi dari seorang anak laki-laki untuk menjadi seorang pria.
Dia tidak pernah memeluk seorang gadis sebelumnya. Ketika dia menjangkau
kehangatan dengan sepenuh hati dan memeluknya dengan erat, dia baru merasakan
seorang wanita pertama kalinya. Tubuhnya begitu lembut seperti tanpa tulang
seperti terbuat dari air.
Leon juga mencium aroma tubuh yang feminim
dari gadis itu, yang seketika saja merayu syarafnya dan membuatnya terpesona
dan meberikan rasa damai, menyalurkan kekuatan hidup yang lembut kepadanya.
Melihat nampaknya Leon enggan menceritakan
sexara detail, maka Khansa pun berkata, "T-tuan Sebastian ... cepat jalan
lagi, nanti kita terlambat menjemput temanku!" pinta Khansa.
Penutup
Bab 100 Novel Romantis Pengantin Pengganti
Bab 100 selesai,
Bagaimana isinya? Saya yakin kamu menyukainya dan tak sabar untuk pindah ke Bab
berikutnya. Gass yah.
Oh iya, Ingat baca novel
hanyalah hobi, tetap utamakan pekerjaan utama dan ibadah. Sekarang mari kita
lanjut ke Bab 100 Novel Romantis
Pengantin Pengganti. Klik navigasi Bab di bawah untuk melanjutkan.